Monday, June 27, 2016

[Review] SUNSET HOLIDAY – Nina Ardianti & Mahir Pradana



Penerbit : Gagasmedia
Genre : Romance, Fiksi
Kategori : Adult, Traveling
Terbit : 2015
Tebal : X + 470 hlm
ISBN : 979 – 780 – 818 – 1
Harga : Rp. 77.000

Audy, benar-benar nekat saat memutuskan pergi sendirian menjelajahi Eropa lewat itinerary impiannya. Dan sialnya, baru saja dia sampai di Paris dan berencana langsung ke Brussels, dia malah ketinggalan kereta. Padahal, Audy sudah booking penginapan di sana.
Rencana Audy berantakan. Jelas saja dia langsung panik, karena tak banyak pengalamannya untuk bertualang sendirian seperti ini.
Sepertinya, nasib Ibrahim alias Ibi juga sedang sial. Dia ketinggalan kereta ke Brussels, persis yang dialami oleh Audy. Dan, dua orang ini bertemu di Menara Eiffel.
Karena keisengan Ibi yang membantu Audy menawar gantungan kunci, membuat keduanya jadi berinteraksi lebih. Kemudian, berlanjut untuk membantu Audy mengambil foto berlatar belakang Menara Eiffel, lalu mencarikan Audy tempat makan, akhirnya mereka malah menjadi teman perjalanan berkeliling Eropa.
“Iya. Ketemu kamu tidak ada di dalam skenario perjalananku. Tapi, diperjalananku ini, kamulah hal terbaik yang terjadi kepadaku.” – Audy – hlm. 300

Ibi yang seorang wartawan lepas sebuah website olahraga sebenarnya ingin ke Roma untuk meliput sebuah pertandingan. Namun, entah kenapa saat bertemu Audy dan melihat seperti apa implusifnya cewek ini, Ibi jadi tertarik untuk masuk dalam itinerary perjalanan Audy.
Petualangan mereka di mulai dari Paris, Amsterdam, Munich, Belin, Praha, Venezia, Roma, Barcelona, dan kembali lagi ke Paris. Dan, perjalanan ini akhirnya tidak hanya milik Audy, namun juga milik Ibi.
Ini bukan sekedar perjalanan keliling Eropa. Tapi, ini perjelanan saling mengenal antar dua orang yang begitu asing dan tiba-tiba bisa sangat begitu dekat dan saling bergantung. Lalu, sebenarnya apa yang ada di balik hati mereka? Sekedar teman perjalanan atau sudah melebihi dari pada itu?
“Setiap orang punya perjalanan sendiri, Ta. Di dalam perjalanan itu, kamu akan merasa seperti butiran debu kosmik yang sedang berputar di alam semesta ini. Nggak spesial. Nggak berharga. Jadi kamu pasti akan tertarik pada orang pertama yang datang menghampiri kamu dengan sikap sopan, baik, penampilan keren dengan fisik menawan.” – Audy – hlm. 138

Sunset Holiday, novel romance yang dibungkus dengan kisah perjalanan di beberapa negara Eropa. Menampilkan sosok Audy yang nekat jalan-jalan sendiri ke Eropa, padahal dia itu baca arah saja bingung. Implusif banget, deh, dia ini.
Trus diduetkan sama Ibi alias Ibrahim Taulani, cowok yang masih aja betah di Swiss padahal udah dua tahun lulus S2. Sebenarnya, belum lulus sih, karena dia belum mendaftar untuk wisuda. Alasannya, biar bisa tetap di Swiss dengan menggunakan visa pelajarnya. Ibi ini malas pulang, dia menyukai dunia jurnalis hingga rasanya dia malas untuk melaksanakan kwajibannya menjadi penerus perusahaan keluarga.
Membaca novel ini, berasa baca catatan perjalanan. Seru, banyak hal yang menambah pengetahuanku tentang kota-kota indah di Eropa sana. Termasuk, tahu kalau di Paris juga banyak penjual asongan yang dikejar-kejar kamtib.
Sayang novel ini kurang challenge. Terlalu fokus sama kisah perjanannya hingga terasa samar menampilkan konflik, koflik yang sedikit mengguncang pembaca agar cerita lebih seru.
Memang ada beberapa konflik yang dimunculkan, namun itu masalah-masalah dalam perjalanan seperti Audy yang ketinggalan kereta saat ingin ke Brussels, nggak dapat penginapan, sampai kecopetan, dan beberapa masalah lain yang nggak enak disebut semuanya karena takut jadi spoiler.
Aku mau ada konflik lebih antara Audy dan Ibi, yang nggak klise, dan bikin segar. Sebenarnya, ada satu konflik yang memicu rasa cemburu Ibi pada Audy. Namun, kurang cetar, kurang dijadikan sebuah konflik yang empuk. Oke..oke…semakin ke belakang, konflik antara Ibi dan Audy memang semakin memuncak, tapi nggak pecah.
Novel ini asik, karena seperti yang aku bilang tadi, bisa menambah pengetahuanku. Aku yang penyuka traveling dan bermimpi bisa keliling Eropa juga sangat menikmati perjalanan backpacking go-show dimana mereka nggak punya tujuan tetap. Jadi, banyak kejutan yang dihadirkan dari serunya mendatangi  berbagai tempat, mencicipi makanan-makanan khas di negara tersebut, sampai serunya menikmati perjalanan untuk sampai ke tempat yang mereka tuju.
Novel ini dibawakah oleh dua orang, dari sudut pandang Audy dan Ibi yang ditulis oleh dua orang berbeda. Audy oleh Nina Ardianti, dan Ibi oleh Mahir Pradana.
Aku masih menyukai ciri khas tulisan Nina Ardianti, ringan dengan bahasa yang membumi. Kali ini, aku juga suka cara bercerita Mahir Pradana. Kemarin waktu membaca Here, After aku kurang srek. Tapi, kali ini dia berhasil duet dengan seorang Nina Ardianti. Mereka beneran bisa menyatu dengan cukup baik.
Mungkin, chemistry bulir-bulir cinta kali, ya. Kan, setelah novel ini terbit, mereka akhirnya…ahem…menuntaskan ending Sunset Holiday dengan super sweet. Mereka menikah!!! Yap, Nina Ardianti akhirnya menikah dengan Mahir Padana.
Jujur, aku kaget banget saat dikirimi adikku screenshot foto pernikahan Nina dan Mahir yang diambil dari Instagram Nina Ardianti. Wao…Nina nikah sama Mahir. Wao… sampai aku jadiin status di BBM-lho. Dan, banyak yang komen. Mereka juga sama terkejutnya denganku.
Jadi, saat baca novel ini, entah kenapa aku jadi terbayang Audy itu Nina Ardianti. Mereka kan sama-sama punya pipi chubby. Dan, aku kesulitan untuk nggak membayangkan Mahir adalah Ibi. Adu, padahal Ibi kan tinggi dan wajah Arab-nya cukup kental pula.   Dan Mahir, dia nggak punya wajah Arab sama sekali – kayaknya.
Akhirnya, aku memutuskan memberi 2,8 dari 5 bintang untuk novel ini.

No comments:

Post a Comment

 

Jejak Langkahku Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos