Thursday, April 24, 2014

Resensi – #CrazyLove Move On “Remah masa lalu”

Penulis : Ardelia Karisa, Donna Widjajanto,
Aiu Ahra, Clara Canceriana,
Aida MA, dan Dy Lunaly
Penerbit : Bentang Belia
Tahun Terbit : Desember 2013
Tebal : vi + 250 hlm
Genre : Teenlit
ISBN : 978 – 602 – 7975 – 73 – 6
Harga : Rp. 44.000
Move on, adalah keadaan dimana kita belum juga mau berdamai dengan masa lalu, terikat dengan kenangan dan tak kunjung bangkit dari keterpurukan. Terkesan menyedihkan, memang!
Dan, dalam buku bersampul kuning bergambar siput ini, kita akan menyaksikan kisah-kisah manis sampai pahit karena terjerat pada kondisi susah move on, yang diceritakan oleh enam penulis keren dalam novelet bertema ‘Move On’.

#1 Fiksi by Ardelia Karisa
Mau tahu kenapa si Silver, tokoh ceweknya nggak bisa move on dari si cowok yang adalah sahabatnya meskipun si cowok malah jadian sama orang lain? Karena kisahnya mirip sama novel yang pernah dibacanya. Asli, stupid banget! Meskipun, kebanyakan cerita fiksi itu memang bermula dari kisah nyata, tapi kenapa bisa tetap mengharap seorang cowok yang kelihatan udah nggak mungkin sama dia, walaupun kisah mereka sebelas-dua belas sama cerita novel?
Oke, karena stupid itulah yang bikin kisah ini unik. Sayangnya, di beberapa baris pertama, aku harus mengulang untuk benar-benar memahami ceritanya. Dan setelah itu mengalir saja, sih.
Selain bermasalah sama bab awal, nama tokoh cowoknya juga mengganggu banget. Kenapa harus Novel, sih? Padahal dalam cerita banyak kata novel sebagai kata benda. Aku jadi perlu memusatkan perhatian lebih saat mendapati dua kata itu tercetak berdekatan.
Rating 2,3 dari 5 bintang

#2 Praline Caramel by Donna Widjajanto
Ini tentang Gail yang udah punya pacar, tapi naksir temannya sendiri yang namanya Reza. Karena perasaan itulah, saat pacarnya melamar Gail, dia malah menolak dan meminta putus. Setelah lulus, dia bekerja sebagai seorang reporter. Diam-diam kameramennya yang bernama Teguh naksir dia.
Menurutku, novelet ini kurang sekali mengangkat feel move on-nya. Ceritanya lebih kepada cerita cinta Gail secara keseluruhan, mulai dari kebimbangannya karena hatinya mendua, sampai perasaannya yang mulai galau karena Reza yang mulai jarang membalas kabar-kabarnya, dan perasaan saat dia tahu Teguh suka sama dia.
Kalau sekelebat memang move on-nya terasa. Tapi, kurang banget saat dibaca. Ah, iya. Maaf banget, aku nggak suka sama nama Gail. Terasa kurang matching jika digabungkan dengan nama Teguh, Anto dan Reza.
Rating, 2 dari 5 bintang

#3 Another Orion by Aiu Ahra
Lagi, novelet ini juga kurang banget feel move on-nya. Oke, memang Daru sulit move on dari Ryana yang meninggalkannya karena menyusul ayahnya ke luar negeri. Tapi, cerita di sini lebih berpusat pada kronologis bagaimana Daru akhirnya jatuh cinta sama Ara.
Dalam cerita lebih banyak narasinya, ini bikin emosi kurang tersampaikan dengan baik, dan kurang gahar.
Namun, aku suka cara penulis bercerita tentang bintang. Cukup detail, lho. Dan beberapa adegan antara Ara dan Daru itu manis juga. Ah, untuk kali ini, aku suka pilihan namanya. Handaru dan Ara, yang dua-duanya punya makna sebagai salah satu benda langit yang kalau dilihat dari bumi indah banget.
Rating 2,5 dari 5 bintang

#4 Eyes on You by Clara Canceriana
Ini salah satu novelet yang aku suka. Tentang Vanya yang selama tiga tahun men-stalker Raymond, cowok teman satu kelasnya yang diam-diam dia suka. Vanya tahu, Ray nggak pernah bisa move on dari Rika, dan dia sendiri juga sadar bahwa dia nggak bisa move on dari Ray.
“Mungkin beberapa orang akan menganggap abnormal. Tapi, ketika menyukai seseorang seperti ini, hal-hal tidak normal sekalipun bisa menjadi sumber kebahagiaan….” – Hlm. 131 –

Vanya punya kebiasaan menguntit Ray dan memfoto cowok ini dengan kamera Fujica-nya. Dia mengumpulkan foto-foto Ray menjadi satu yang pada suatu hari membuat Ray sadar, Vanya menyukainya.
Rasanya, aku ikutan nyesek saat Vanya mulai deket sama Ray, tapi hanya sebagai teman curhat. Dan, geleng-geleng saat Vanya menjodohkan temannya dengan Ray hanya untuk membantu Ray move on dari Rika.
“Jika rasa suka ini membuatnya lemah, lalu bagaimana caranya agar dia kuat?” –Hlm. 152–

Novel ini makin bikin nyes karena quote-quote-nya yang nyentil banget. Beberapa quote-nya ngena banget sama hidup aku.
“…Gue yang punya perasaan ini. Gue tahu apa yang harus gue lakukan.” – Hlm. 155 –
Yes, of course!

Orang yang nggak bisa move on itu mungkin menyedihkan. Tapi, buat gue, ada yang lebih menyedihkan, yaitu orang yang nggak menyatakan perasaannya cuma karena rasa takut dalam diri sendiri.” – Hlm. 155 –
Semprul banget ini quote… *pura-pura nggak baca

“Lo tahu? Waktu lagi suka sama orang, saat itu lo bakal paham apa makna senang dan sedih sekaligus. Ya, nggak? Gue ngerasain itu.” – Hlm. 157 –
Hmm… iya, gue juga Mbak Clara *buang muka

Hahaha…. Baru pertama curhat colongan sebanyak ini di review-ku sendiri Sudahlah, udah terlanjur ditulis!
Rating, 3,5 dari 5 bintang

#Cinta Dua Sisi by Aida MA
Menurutku, novelet ini juga nggak fokus sama temanya. Dia lebih banyak mengangkat kisah bagaimana Anna dan Dante akhirnya bisa menjadi sepasang kekasih dan kenapa akhirnya mereka berpisah.
“…gambar lo ini kayak paru-paru, terus napasnya, ya, puisi gue. Napas juga nggak bakal berarti apa-apa kalau nggak ada paru-paru, dan paru-paru juga nggak bakal berfungsi apapun kalau nggak ada sebuah napas.” – Dante – Hlm. 199

Sisi move on-nya benar-benar nggak terasa. Kecuali, pada akhir ceritanya yang kedua tokohnya dikisahkan berpisah namun tak bisa melupakan satu sama lain, setelah itu selesai. Move on hanya menjadi penutupnya. Makanya, feel move on-nya kurang banget.
Tapi, di luar dari temanya, aku suka sama cara berceritanya, alurnya, sampai karakter Dante-nya. Uh, Dante itu pasti keren plus unik banget kalau di dunia nyata. Hmm... ada satu paragrap yang manis banget. Manis sampai bikin aku menghela napas.
“Perahu itu kini melabuh, melempar jangkar, mengikat sauh. Biar angin, biar putik bunga ini yang setia mendatangkan rasa,  seperti sebaris ucapan, “Kok, aku kangen, ya.” – Hlm. 200 –
Ratingnya, 3 dari 5 bintang.

#6 You after Us by Dy Lunaly
Aku baru pertama menemui cara bercerita seperti ini. “Aku” si pencerita, menyebut “dia” sebagai bagian yang menjadi tokoh utama pendampingnya sebagai ‘Kamu”. Biasanya, meski POV yang dipilih adalah orang pertama, mereka akan menyebut tokoh utama pendamping sebagai dia. Kesannya, seperti pembaca mendengar cerita tentang kisahnya. Namun, dalam novelet ini, Mbak Dy mengajak pembaca untuk diajak bicara. Woaa… ternyata feel-nya lebih terasa. Terima kasih ilmunya, kakak cantik! :D
Cerita dari novelet ini ternyata tentang seorang cewek yang sudah meninggal dan menyaksikan kekasihnya belum bisa move on darinya. Ceritanya mengambil alur maju mundur. Kita di bawa kembali ke masa-masa indah mereka, saat si cewekyang biasa dipanggil Honey oleh si cowokmasih hidup. Dan, kisah akan kembali ke masa kini saat si cowok yang biasa dipanggil Bee oleh si cewek larut dalam foto-foto dan kenangan mereka.
Si cewek sebenarnya selalu ada di dekat si cowok. Dia melihat dan menjawab setiap tanya yang bergulir dari mulut si cowok. Dan, beberapa adegannya benar-benar manis legit, tapi saat ditelan ada rasa nyeri di ulu hati. Dan, aku harus berhenti membaca saat beberapa adegan itu mengingatkan beberapa adeganku dengan… Udahlah, nggak penting. Yang jelas, Mbak Dy… kamu jahat bikin aku ingat pada apa yang harusnya aku lupakan!!!!
Lajut ke cerita.
Aku baru menyadari posisi si cewek sebagai pencerita ternyata sudah meninggal setelah menamatkan beberapa bab. Dan, yang menjadi pertanyaan setelah menyelesaikannya adalah kenapa si cewek meninggal? Maksudnya, bagaimana si cewek meninggal? Lalu, aku kurang sreg sama kata *Kepedan dan *ngakak yang terselip dalam surat. Kayak mengurangi rasa syahdunya. Itu saja, sih yang ganggu. Lainnya, suka banget. Suka mbak… serius suka! Bukan karena dikasih bukunya, tapi serius, aku suka banget!
Rating 4,4 dari 5 bintang karena udah membawakan kisah yang bikin nggak bisa move on. Hahaahaha
 Terakhir rating dari keseluruhan cerita adalah 2,95. Kalau dibulatkan jadi 3 dari 5 bintang. Dan, buku ini beneran recommended buat yang lagi berkutat sama intrik move on-nya atau kamu yang hobi sama kisah sadness.

Tulisan ini diikutkan dalam Indonesian Romance Reading Challenge

2 comments:

  1. waghh..terimakasih banyak utk reviewnya..jadi masukan nih buat yg nulis.hehehehhe

    ReplyDelete
  2. Terima kasih juga sudah mampir mbak Aida M.A :D

    ReplyDelete

 

Jejak Langkahku Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos