Thursday, December 11, 2014

Resensi – PSSST…! “Kunci hati di lima negara”





Penulis : Dy Lunaly
Penerbit : Bentang Belia
Genre : Young Adult, Fiksi, Traveling, Roman
Terbit : Oktober 2013
Tebal : 199 hlm
ISBN : 978 – 602 – 7975 – 59 – 0
Harga : Rp. 39.000

Persahabatan merupakan jalinan yang terkadang lebih indah dan lebih kekal daripada cinta. Sampai-sampai, beberapa orang memilih memendam cinta pada sahabatnya sendiri karena takut merusak circle persahabatan itu.
Dan, inilah yang terjadi dalam circle persahabatan Wira, Jiyad, Noura, Adhia, dan Kalyan. Masing-masing di antara mereka punya rahasia. Kemudian, rahasia itu mulai terurai dalam perjalanan mereka menyusuri lima Negara di Eropa.
Buat Wira, rahasianya tidak hanya tentang perasaannya pada salah satu sahabatnya. Dia punya masalah lain tentang masa lalunya, tentang Negara Belanda–tempatnya dilahirkan, namun sekaligus tempatnya kehilangan sang ayah.
“…kayaknya keputusanku untuk kembali ke kota ini salah. Kota ini kontak pandora yang seharusnya nggak aku buka.” – Wira – hlm. 15

Sebenarnya, Wira terlalu enggan menapakkan kakinya di Belanda, seperti sang mama yang tak mau lagi mengunjungi Negara ini. Tapi, Wira tetap ke sana. Dia ingin menunjukkan keindahan kota kelahirannya pada ke empat sahabatnya.
“Mungkin kamu benar, Ra. Kota ini bukan pelakunya, tapi aku merasa kota ini masih berhutang penjelasan kepadaku.” – Wira – hlm. 25

Belgia, Negara inilah yang dipilih Jiyad sebagai Negara impiannya karena tiga alasan, arsitektur, fotografi, dan Tintin. Kemudian, di sinilah Jiyad mencurahkan perasaannya.
Dia punya rahasia tentang hatinya. Ada rasa cemburu yang dia pendam pada salah satu sahabatnya. Namun, Jiyad tak pernah mengungkapkan secara gamblang. Kenapa? Karena kalau dia mengungkapkannya, maka rahasianya yang lain akan terbongkar.
Namun, Jiyad sudah bertekad akan mengatakan rahasianya, meskipun sebenarnya dia takut, takut sahabatnya marah dan meninggalkannya.
“Jujur memang tidak selalu menyenangkan karena terkadang kejujuran itu akan menyakiti orang lain. Tapi, seorang sahabat pasti bisa memahami kejujuran itu walau terkadang membutuhkan waktu untuk menerimanya.” – Jiyad – hlm. 75

Luxemburg merupakan Negara yang dipilih Noura. Dan menurut para sahabatnya, Luxemburg begitu mirip karakter Noura, tenang, damai seperti nggak ada masalah dan memberi kesan seperti semua baik-baik saja.
Tapi, ternyata Luxemburg bukan Negara impian Noura. Dan keputusan Noura menjadi bagian yang menimbulkan kekecewaan untuk teman-temannya.
Sejak awal, perjalanan ini adalah perjalanan untuk mewujudkan Negara impian mereka. Tapi, buat Noura memikirkan hal yang terbaik untuk semua adalah yang lebih utama dari pada kebahagiaanya sendiri.
“…seseorang itu kelihatan bahagia kalau dia bahagia karena mendapatkan apa yang dia inginkan, bukan karena berhasil membahagiakan orang lain.” – Adhia – hlm. 99

Adhia memilih Paris sebagai Negara yang mereka kunjungi berikutnya. Cewek yang hobi shopping ini punya impian merayakan ulang tahunnya di sana. Dia juga bermimpi mendapatkan pernyataan cintanya di kota romantis ini.
“Tapi, sebenarnya bukan sikap manisnya itu yang bikin aku sadar kalau aku mencintai dia. Aku sadar karena aku memilih menghubungi dia dari beberapa pilihan yang aku punya. Aku mau dia yang jadi supermen-ku, bukan orang lain.” – Adhia – hlm. 103

Namun, saat mimpinya mendapatkan pernyataan cinta dikabulkan, dia malah merasa sedih. Ya, salah satu sahabatnya menyatakan perasannya pada Adhia. Konflik batin Adhia di mulai. Dia merasa bersalah pada sahabatnya karena dia sadar sudah melukainya. Bukan dia yang diharapkan Adhia untuk menyatakan cinta, tapi temannya yang lain.
“Liburan mungkin sama dengan hidup, kita bisa merencanakan semuanya sesempurna mungkin, tapi itu bukan berarti semuanya akan berjalan sesuai rencana kita. Tapi, kejutan-kejutan kecil seperti itu yang membuat liburan jadi menarik!” – Adhia – hlm. 115

Kota berikutnya adalah Venesia, Italia. Di kota ini Kalyan ditantang untuk berani menghadapi perasaannya. Dia yang disebut sahabatnya pengecut berusaha untuk berjuang mengutarakan cintanya walaupun Kalyan benar-benar takut semua akan berubah setelah itu.
“Cinta itu bukan matematika, Yan, nggak pernah ada yang pasti di dalamnya dan semua kemungkinan itu bisa terjadi.” – Noura – hlm. 174
Pssst…!!! merupakan novel traveling roman yang ringan dan seru.
Awalnya, membaca tagline “5 sahabat, 5 negara, 5 rahasia”, aku berpikir 5 rahasia adalah 5 hal yang berat. Ternyata tidak, dan itu malah asyik karena beberapa hari sebelum membaca novel ini, aku harus menghadapi novel dengan masalah ribet.
Setiap tokoh dalam novel ini punya bagian masing-masing untuk bercerita. Dan di sana, karakter maupun rahasia mereka mulai terlihat dengan jelas.
Wira yang seru dan digandrungi cewek-cewek. Jiyad yang dewasa. Noura sepertinya punya karakter mirip Jiyad. Kalyan ceroboh, nggak sensitif, tapi lucu. Sedangkan Adhia ini lebih childish, ceplas-ceplos dan cerewet.
Karena ini novel traveling, jelas banyak tempat keren yang diceritakan. Dan aku cukup suka cara penulis menceritakan detail setting-nya. Tapi, aku kurang nyaman saat Adhia membahas outfit yang dia kenakan. Menyebutkan satu persatu jenisnya, em…agak nggak terlalu pas menurutku, walaupun aku tahu si Adhia gila fashion. Dan, kayaknya, si Wira lebih cocok nggak pakai kacamata deh. Hehehe… Peace Mbak Dy.
Negara yang paling aku suka di novel ini adalah Luksemburg. Aku mupeng banget saat mereka menginap di camping plague di Beaufort, juga gambaran landscape alam Negara ini. Pokoknya, Luksemburg ini selera destinasi aku banget.
Bagian Epilog novel ini diceritakan oleh Wira. Jadi, Wira mendapat dua bagian, membuka dan menutup novel ini. Wira berhasil menutup novel ini dengar rasa yang tertinggal di hatiku.
Rating novel ini, 3,2 dari 5 bintang.

1 comment:

 

Jejak Langkahku Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos